Kamis, 09 Desember 2010

PEMIKIR KONYOL (RIDICULOUS THINKER)
. ULIL AB1SHAR ABDALLA
Ulil adalah koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL), wadah para pengasong gerakan SEPILIS. Sebagai pentolan liberal, ia sering menggugat keotentikan Al Qur’an yang sudah dijamin Allah Swt sendiri. Dalam tulisannya di majalah Gatra (21/12/2002), Ulil mengemukakan pikiran yang bertolak belakang dengan ajaran islam. Ia menyatakan, semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, islam bukan yang paling benar. Padahal dalam Al Qur’an secara tegas dinyatakan bahwa agama yang diridhai Allah Swt adalah islam. Bukan Ulil kalau tidak nyeleneh sebab ia pernah menulis sebuah artikel di kompas (18/11/2002) yang berjudul menyegarkan kembali pemahaman islam artikel itu, Ulil terang-terangan menyerang substansi Al Qur’an.
Pentolan JIL yang kini sedang mengambil gelar Doctor di Boston, AS itu dalam tulisannya menyatakan, larangan kawin beda agama - antara perempuan islam dengan laki-laki non - muslim sudah tidak relevan lagi. Padahal larangan kawin campur itu termuat secara tegas dalam Al Qur’an. Allah melarang muslimah kawin dengan laki-laki non - muslim.
2. SUKIDI MULYADI
Staf pengajar di Universitas Paramadina ini adalah intelektual muda Muhammadiyah, salah satu ormas islam besar di Indonesia. Namun ia kerap mengeluarkan pandangan yang di nilai bertolak belakang dengan islam. Dalam sebuah artikelnya di koran Jawa Pos (11/1/2004) aktivis muda Muhammadiyah ini menyatakan, “ Pluralisme Agama Adalah Hukum Tuhan. “ …karena itu, mari kita memproklamasikan kembali bahwa pluralisme agama sudah menjadi hukum tuhan yang tidak mungkin berubah. Sebagai muslim, kita tak punya pilihan lain kecuali bersikap positif dan optimistis dalam menerima pluralisme sebagai hukum tuhan.”
Sayangnya terhadap pendapatnya itu, kalangan islam lainnya menilai ia tak mampu memberikan argumentasi yang masuk akal, sehingga banyak pihak mempertanyakan pikirannya tersebut. Apa benar pluralisme itu hukum Tuhan?
3. SUMANTO AL-QURTUBY
Ia menulis sebuah buku yang berjudul Lobang Hitam Agama. Tak hanya kontroversial, isi bukunya ini terang-terang melecehkan ajaran islam. Dalam bukunya itu Sumanto menulis, “jika kelak diakhirat, pertanyaan diatas diajukan kepada tuhan, mungkin dia hanya tersenyum simpul, sambil menunjukan surat-nya yang luas. Di sana ternyata telah menunggu banyak orang, antara lain: Jesus, Muhammad, Umar Bin Khattab, Ghandi, Luther, Abu Nawas, Romo Mangun, Baharudin Lopa, Bunda Theresa, Dan Munir.”
Tak hanya puas mengeluarkan pendapat yang tak masuk akal, di buku itu juga banyak yang secara terbuka mencaci-maki Al Qur’an, Nabi dan para sahabat. Di halaman 42 buku itu misalnya, ia menulis bahwa sesungguhnya hakikat Al Qur’an bukanlah teks verbal yang terdiri atas 6666 ayat bikinan Utsman, melainkan gumpalan-gumpalan gagasan.
Selain menuduh Al Qur’an buatan Utsman, pada paragraph selanjutnya hujatan pada pedoman suci umat islam ini lebih parah lagi. Pada paragraph itu ia menulis bahwa Al Qur’an bagi dirinya hanyalah berisi semacam spirit ketuhanan yang kemudian dirumuskan redaksinya oleh Nabi Muhammad saw. Hujatan serupa terjadi di halaman 67. Di situ ia menulis: dalam konteks ini anggapan bahwa Al Qur’an itu suci adalah keliru. Kesucian yang dilekatkan pada Al Qur’an (juga kitab lain), tulisnya, adalah “kesucian palsu”- pseudo sacra- karena tidak ada teks yang secara ontologis menyatakan itu suci. Tak hanya Al Qur’an, ia juga menghina para nabi dan sahabat. Pelecehan kepada nabi dan para sahabat itu dapat ditemui di halaman 43 dari bukunya tersebut. Di halaman itu ia menulis bahwa Nabi, para sahabat dan pengalaman komunitas Makkah dan Madinah ( tajribatul madinah wa makkah ) pada hakikatnya adalah “co-author” karena ikut “menciptakan” Al-Qur’an. Hujatan dan hinaan Sumanto dalam bukunya itu sungguh sangat jelas. Padahal, Allah Swt dalam Al-Qur’an sendiri menyatakan bahwa Al-Quran tidak ada keraguan padanya dan terjamin keotentikannya hingga akhir zaman. Dalam Al-Qur-An Allah juga memuliakan kedudukan para Nabi dan sahabat yang dihujat Sumanto dalam bukunya.
4. BUDHY MUNAWAR RACHMAN
Budhy juga termasuk salah satu pengecer paham SEPILIS. Ia sering mengirim tulisan yang kontroversial diberbagai media, baik cetak maupun elektronik. Salah satu lontarannya dimuat di harian Jawa Pos (11/5/2003) di rubrik kajian utama Utan Kayu. Tulisan berjudul “ Budhy Munawar Rachman: dialog pluralisme sering lupakan guru agama itu” merupakan hasil wawancara koordinator JIL Ulil Abshar Abdalla dengan Budhy, dalam wawancara tersebut Budhy berkali-kali berusaha mengaburkan pengertian Al-Qur’an dan islam. Sehingga jauh dari maksud sebenarnya. Berikut salah satu ucapan Budhy yang di nilai kacau itu: “…inti keberagamaan itu adalah kesadaran ketuhanan. Kosa kata “din” dalam bahasa arab itu sendiri berarti ketundukan dan keterikatan kepada tuhan. Kata islam sendiri juga bisa di kembalikan pada maknanya yang generik, yang asal artinya kepasrahan dan ketundukan. Kita bisa saja mengajarkan agama bukan dalam pengertian yang formalistik atau dalam bentuk organized religion kepada anak-anak kita”.
5. LUTHFIE ASSYAUKANIE
Pentolan Jaringan Islam Liberal (JIL) ini termasuk orang yang paling produktif menulis paham
SEPILIS di berbagai media massa. Dan hampir seluruh tulisannya tersebut mengundang kontroversial. Bahkan, tak sedikit dari tulisan tersebut yang berusaha mendekonstruksi ajaran islam. Sebuah artikelnya di website JIL, misalnya, di nilai menghina para ulama dan Al-Qur’an sekaligus. Berikut sebagian tulisannya:” sebagian besar kaum muslim meyakini bahwa Al-Qur’an dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya (lafzam), maupun maknanya (ma’nan). Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan Teologis (Al-Khayal Ad-Din) yang dibuat para ulama sebagai bagian dari formulasi doktrin-doktrin islam.”
6. AZYUMARDI AZRA
Azra demikian ia biasa disapa, adalah salah seorang kader Intelektual Muhammadiyah. Saat ini, ia menjabat sebagi Rektor Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta (Uin). Ia tergolong sosok cendekiawan dan berpikir luas. Namun banyak pihak yang meragukan integritasnya sebagai seorang intelektual muslim. Satu diantaranya adalah cendekiawan muslim Adian Husaini. Kandidat doctor bidang peradaban islam di ISTAIIUM ini menyatakan, Azyumardi tak jauh berbeda dengan para pendukung paham liberal lainnya. Karena banyak pemikiran dan pandangannya yang sejalan dengan gerakan SEPILIS. Oleh karena itu, adian memprediksikannya sebagai calon kuat pengganti cak Nur di blantika gerakan liberal, sekular dan plural. Benarkah ia akan menggantikan cak Nur? Hanya waktu dan sejarah yang akan menjawabnya.
7. TAUFIQ ADNAN AMAL
Salah seorang pengasong paham SEPILIS ini menulis sebuah artikel yang berjudul edisi kritis Al-Qur’an di buku wajah Liberal Islam Indonesia, terbitan Jaringan Islam Liberal (JIL). Dalam artikel itu, aktivis JIL ini meragukan Otentisitas Al-Qur’an. Tak hanya itu, ia juga menyatakan bahwa proses pemantapan teks dan bacaan al-qur’an meninggalkan sejumlah masalah mendasar, baik dalam otografi teks ataupun pemilihan bacaannya.
Di bukunya yang lain yang berjudul “ Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an , pandangan Taufiq lebih nyeleneh lagi. Ia meragukan keabsahan Mushaf Utsmani yang hari ini ada di rumah-rumah muslim dan muslimah. Dalam bukunya itu, ia menulis bahwa terdapat berbagai laporan tentang eksistensi dan bagian tertentu Al-Qur’an yang tidak direkam secara tertulis ke dalam mushaf Utsmani oleh Zaid. “ karena itu menggoyahkan otensitas serta integral kodifikasi utsman. Dengan demikian pandangan dunia tradisional telah melakukan sakralisasi terhadap suatu bentuk tulisan yang lazimnya dipandang sebagai produk budaya manusia.” Tulis Taufiq.
8. SITI MUSDAH MULIA
Ia juga masuk kedalam kelompok pengasong paham Liberal. Staf pengajar Uin Syarif Hidayatullah, Jakarta ini. Bersama koleganya di kelompok Liberal, mengeluarkan Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam (CLDKHI) yang kontroversial, karena isinya dinilai banyak ulama bertentangan dengan al-qur’an dan sunnah. Satu diantara isi CLDKHI adalah soal perkawinan. Draft RUU itu menyebutkan, asas perkawinan dalam islam adalah monogami. Perkawinan di luar itu ( poligami ) adalah tidak sah dan harus batal demi hukum. Padahal menurut Al-Qur’an, seorang laki-laki boleh saja menikah dengan dua, tiga dan empat istri. Dengan syarat mampu bersikap adil. Jika tak mampu satu istri saja.
Pendapat lebih konyol lagi dalam soal kawin beda agama, disebutkan dalam draft itu, bahwa pernikahan seorang muslimah dengan laki-laki non-muslim adalah sah menurut islam. Jelas-jelas Allah Swt dalam Al-Qur’an melarang jenis pernikahan itu.
Pandangan Musdah tentang perkawinan monogami dan halalnya kawin beda agama dapat dibaca dari bukunya yang berjudul Muslimah Reformis.
9. ZAINUN KAMAL
Dosen di Universitas Paramadina ini termasuk salah satu sosok pengasong ide-ide SEPILIS. Di berbagai seminar dan workshop, Zainun kerap memproklamasikan halalnya kawin beda agama. Tulisannya tentang persetujuannya pada kawin beda agama dimuat di buku fiqh lintas agama terbitan Paramadina. Dibuku tersebut, Zainun menyebut kawin beda agama,terutama antar muslimah dengan laki-laki non-muslim adalah sah, halal dan tak bertentangan dengan ajaran islam. Tak sekedar berteori, Zainun bahkan sudah mempraktikkan ide nyelenehnya tersebut, bersama koleganya, Zainun mendirikan lembaga khusus untuk menyelenggarakan perkawinan beda agama. Bahkan, sudah beberapa kali, Zainun tercatat sebagai saksi atau penghulu pernikahan antar orang yang berbeda agama tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar