Minggu, 12 Desember 2010

KUNING TELUR PENGGANTI SUSU FORMULA
Makanan bayi di usia empat sampai enam bulan, bayi mulai mencoba makanan yang lebih padat. Sang ibu biasanya sembari memberi asi mulai memberikan makanan tambahan, mulai dari susu formula sampai bubur bayi. Para peneliti mengulas, seperti di muat American Journal Of Clinical Nutrition, baik pemberian asi dan makanan formula masih belum cukup. Bayi masih memerlukan makanan tambahan lainnya di usia dini. Asi tidak mengandung zat besi. Padahal banyak bayi membutuhkannya agar tidak mengalami kekurangan zat besi, khususnya di usia enam bulan.masa kritis berikutnya terjadi saat masuk usia penyapihan. Makanan balita bisa jadi mengandung terlalu sedikit Docosahexaenoic Acid (Dha), satu jenis asam lemak omega-3 yang amat dibutuhkan saat pertumbuhan dan perkembangan fungsional otak. Masa kritis pembentukan kecerdasan dan perkembangan mental anak. Saat ini mulai banyak produsen makanan formula menambahkan dha dalam susu formula mereka. Meski menguras uang belanja, demi masa depan anak tetap perlu dibeli. Ternyata ada makanan yang cukup murah dan tidak kalah kandungan zat besi serta dhanya: kuning telur. Kandungan zat besinya juga punya kelebihan, yaitu lebih mudah di serap tubuh. Teksturnya pun lembut memudahkan bayi memakannya. Penelitian dilakukan menggunakan beberapa jenis telur, termasuk telur yang telah mengalami pengayaan dengan memberikan gizi tambahan berupa asam lemak n-3 pada ayam petelur. Sebanyak 137 ibu dengan bayi di kota Adelaide, Australia ikut serta. Para bayi berusia enam bulan dipilih secara acak lalu diberikan kuning telur secara kontinyu. Contoh darah mereka diambil guna diteliti kandungan dha, kandungan besi dan kolesterol. Ternyata telur yang telah diberi pengayaan memperlihatkan hasil yang nyata dan tidak berdampak pada kandungan kolesterol bayi. Dibandingkan dengan pemberian kuning telur biasa, pemberian asi, makanan formula dan kuning telur yang telah diperkaya asam lemak n-3 memperlihatkan 30-40 persen pembentukan membran sel darah lebih besar, kandungan dha lebih tinggi, kandungan zat besi bayi juga meningkat. Para peneliti berkesimpulan kuning telur amat baik untuk bayi. Kate Taverner, ahli gizi anak di st. George’s hospital, London, serta anggota The British Dietetic Association, mengatakan, “ telur cocok diberikan setelah bayi berusia sekitar enam bulan.” Untuk indonesia, perlu penelitian lanjutan, mana yang lebih baik kuning tlur ayam ras, ayam kampung atau malah kuning telur bebek. [ bratadewa @gmail,com ]

SILATURRAHIM
RAGHIB Al-Ashfahani Dalam Kitabnya Al-Mufhradaat Fi Gharibil Qur’an, Menjelaskan Kata Rahima Dengan Bacaan Berbaris Fathah Pada Huruf Ra Dan Kasrah Pada Hurup Ha Yang Berarti Kandungan Atau Peranakan Tempat Janin Tumbuh Dan Besar Dalam Perut Ibu. Kata Rahim Juga Berarti Kerabat, Yakni Orang Yang Ada Hubungan Darah Dan Tali Keluarga. Disebut Demikian Karena Mereka Sama-Sama Keluar Dari Kandungan Ibu Yang Sama.Silaturrahim Terdiri Dari Kata Shilah Artinya Menyambung Atau Menghubungkan, Dan Ar-Rahim Artinya Kasih Sayang Dan Kebajikan. Bila Anda Bersilaturrahim Dengan Seseorang Artinya Anda Sedang Menyambung Rasa, Menjalin Kebajikan Dan Kasih Saying Dengannya. Kata Ar-Rahim Seakar Kata Dengan Rahmat Dan Rahman. Rahmat Menurut Kamus Al-Mu’am Al-Wasith Adalah Segala Bentuk Kebajikan Yang Dirasakan Dan Di Nikmati Oleh Manusia. Sedangkan Rahman Artinya Kebaikan Yang Sangat Banyak. Kata Ar-Rahman Kemudian Menjadi Sebuah Kata Sifat Yang Di Nisbatkan Hanya Kepada Allah, Salah Satu Dari Sembilan Puluh Sembilan Nama Allah (Asmaa’ul Husna). Ar-Rahman Artinya Yang Maha Penyayang. Dalam Sebuah Hadis Qudsi, Allah SWT. Berfirman : Aku Adalah Ar-Rahman Aku Ciptakan Rahim (Kandungan) Dan Aku Beri Nama Dia Dengan Salah Satu Nama-Ku. Siapa Yang Menyambung Tali Silaturrahim (Kasih Saying), Aku Akan Sambungkan Buatnya, Dan Siapa Yang Memutuskannya Akan Aku Putuskan Pula Rahmat-Ku Darinya.(H.R.Tirmidzi) Dunia Hari Ini Jauh Dari Rahmat Allah, Akibat Terputusnya Tali Silaturrahim Antara Sesama Umat Manusia. Nilai-Nilai Kemanusiaan Terinjak-Injak Oleh Mereka Yang Haus Akan Kekuasaan, Harta Dan Tahta. Hilang Lenyap Rasa Kasih Sayang, Sebuah Sifat Mulia Anugerah Allah Yang Tidak Hanya Menjadi Milik Manusia, Tetapi Juga Milik Seekor Kuda Liar Dan Serigala Buas Sekalipun. Sabda Rasulullah Saw.”Allah Yang Maha Rahman Membagi Kasih Sayang Menjadi Seratus Bagian. Sembilan Puluh Sembilan Bagian Untuk-Nya, Dan Satu Bagian Dia Turunkan Ke Bumi. Dari Satu Bagian Itulah Terjalin Kasih Sayang Antara Sesama Makhluk Hingga Seekor Kuda Betina Mengangkat Kakinya Karena Khawatir Menginjak Anaknya Sendiri( H.R.Bukhari).Memutuskan Tali Silaturrahim Sama Dengan Memutuskan Tali Persaudaraan, Dan Sama Dengan Memutuskan Tali Kerabat Dan Keluarga. Menghubungkannya, Tidak Terbatas Pada Sebuah Unit Keluarga Kecil. Keluarga Menurut Ajaran Islam, Melampaui Batas Pulau Dan Benua, Suku Dan Bangsa, Ras Dan Warna Kulit. Karena Manusia Pada Hakekatnya Adalah Satu Keluarga, Dan Satu Tali Keturunan, Berasal Dari Nenek Moyang Yang Satu, Adam Dan Hawa. Mereka Lahir Dari Rahim Dan Kandungan Yang Sama, Walaupun Berbeda Ibu Dan Bapak. Rasulullah Saw. Bersabda :Semua Manusia Adalah Anggota Keluarga Allah. Dan Orang Yang Paling Dicintai Oleh Allah Adalah Yang Paling Berguna Bagi Anggota Keluarganya (H.R.Thabrani).Mengutip Imam Al-Qurthubi, Ibnu Hajar Al- Asqalani Dalm Kitab Fathul Bari Mengatakan, Silaturrahim Ada Dua Macam. Pertama, Silaturrahim Atas Dasar Dien (Agama) Dan Kedua, Silaturrahim Atas Dasar Nasab Atau Keturunan. Yang Terakhir Ini Biasa Disebut Dengan Hubungan Kerabat Atau Keluarga. Silaturrahim Atas Dasar Agama Di Lakukan Melalui Pesan Dan Nasihat Taqwa, Saling Hormat Menghormati, Bantu Membantu,Berlaku Adil,Memenuhi Hak Dan Kewajiban Sesamanya. Silaturrahim Atas Dasar Nasab , Dilakukan Dengan Memperlihatkan Sikap Kepedulian Terhadap Orang Lain, Memenuhi Hajat Hidupnya, Mengatasi Kesulitan Dan Penderitaannya, Menciptakan Rasa Aman Dan Tenteram, Dan Menghindar Dari Segala Silang Sengketa. Menghadapi Orang-Orang Kafir Yang Congkak Dan Penghianat, Silaturrahim Di Lakukan Dengan Memutuskan Hubungan Dengannya, Sembari Berusaha Menyadarkan Mereka Agar Berhenti Dari Segala Perilaku Keji Dan Kotor.Singkat Kata, Silaturrahim Menurut Ibnu Hajar, Adalah Upaya Memberi Manfaat Dan Mendatangkan Kebaikan Sebanyak-Banyaknya Kepada Orang Lain Dan Mencegah Timbulnya Segala Kemungkinan Yang Membawa Kemudharatan Dan Kesengsaraan Hidup Umat Manusia. Menjalin Silaturrahim, Membawa Rasa Aman Dan Tentram, Dan Mewujudkan Kemakmuran Yang Merata Di Seluruh Negeri. Sabda Rasulullah : Silaturrahim, Berbaik Dengan Tetangga Dan Berakhlak Mulia, Membawa Kemakmuran Negri Dan Memanjangkan Umur(H.R.Ahmad) Sebaliknya Pemutusan Silaturrahim Akan Menghadapkan Manusia Kepada Kutukan Dan Laknat Allah. Firman-Nya : Maka Apakah Kiranya Jika Kamu Berkuasa, Kamu Akan Membuat Kerusakan Di Muka Bumi, Dan Memutuskan Silaturrahim? Mereka Itulah Orang-Orang Yang Dilaknati Oleh Allah, Dan Di Tulikan Telinga Mereka, Dan Dibutakannya Penglihatan Mereka. (Q.S. Muhammad (47) : 22-23).

COBALAH UNTUK TAWAKAL
Rasulullah bersabda, “ Berambisilah melakukan perkara yang berguna bagimu. Minta tolonglah kepada Allah dan janganlah menjadi orang yang lemah “
MANUSIA adalah potensi sejarah, potensi untuk menjadi lemah dan potensi untuk kuat dan tawakal. Sekaligus manusia adalah tempat khilaf dan lupa. Manusia merupakan mahluk yang sempurna karena dilekati oleh kelebihan dan kekurangannya. Artinya manusia mempunyai kuasa apakah akan mengkategorikan kualitas gerak sejarahnya yang muram dan bermentalitas tempe. Atau juga mempunyai kemauan untuk merumuskan dan membumikan kerja sejarahnya yang tahan banting dan tidak jeri menghadapi perubahan yang lekat dengan tantangan dan hambatan. Itu semua ada dalam spirit gerak islam bahwa kerja dan do’a itu wajah tawakal dalam ber-mujahadah di tengah keramaian zaman. Tentu di tengah jejak zaman yang terasa berjalan tergesa dan terkadang jalan yang di sediakan banyak yang temaram dan abu-abu. Di sinilah perlu obor penerang spiritual yang bisa menjamin keseimbangan antara yang Materi dan Immateri. Semua itu tentu di peruntukkan untuk orang-orang tangguh yang mau berusaha dan berjuang atas nama ibadah dijalan Allah Swt. Tentang ini semua di gambarkan dengan jelas dalam wajah islam terutama mulai dari langkah awal Rasulullah dalam membumikan islam di tanah jazirah Arab, sampai detik ini saat islam menjadi salah satu tiang penopang peradaban yang paling signifikan. Sejarah syiar Rasulullah dalam membumikan islam adalah contoh sejarah dari kisah seorang pejuang kebenaran par excellence. Islam tidak menyuruh pemeluknya untuk lemah, jeri dan bermentalitas tempe saat berhadapan dengan hambatan dan masalah. Kepasrahan tidak berbanding lurus dengan lemah. Kepasrahan adalah muara psikologis dimana tumbuh kesadaran, proses kerja dan do’a semata hanya ibadah untuk mengharap ridha-Nya. Islam adalah obor spiritual untuk membangun ketegaran dan kesabaran. Muaranya adalah kepasrahan yang merupakan kesadaran jernih dari keberadaan kita yang di batasi fitrah, khilaf dan lupa. Sehingga semua pada akhirnya berpulang pada aturan-Nya. Keputusan terbaik adalah yang datang dari ridha-Nya yang kadang kita tak bisa menangkap isyaratnya karena kita selalu mendefinisikannya sebatas penilaian akal dan rasionalitas. DIi sinilah harusnya potensi ruhaniah diberdayakan. Do’a, dzikir, shalat malam dan puasa adalah perangkat atau area kontemplasi (Contemplation Space) untuk menyeimbangkan yang aqliah dan ruhaniah. Orang yang lemah adalah orang yang rentan daya tahan perjuangannya ( Mujahadah ), selalu merasa cepat kalah setiap ada masalah dan orang yang tidak pernah mampu menangkap sinyal dan isyarat hikmah dibalik masalah. Orang yang lemah adalah tipikal dari orang yang bermental tempe yang selalu lari bila ada kesulitan. Padahal masalah dan kesulitan adalah pelajaran yang harus ditangkap hikmahnya, bukan menjadi sebab dari datang nya keputusasaan. Masalah dan kesulitan adalah batu uji untuk mencapai setiap tingkataan maqam sejarah yang merupakan tugas kesejarahan dari manusia. Mungkin dari situ kita bisa menangkap isyarat hakikat yang memang memerlukan kesadaran ruhaniah yang ajeg. Bila hari ini terdapat kesulitan, tempatkan dalam prasangka yang baik. Sesungguhnya perjuangan yang berkualitas memerlukan batu uji yang banyak agar disetiap proses yang dijalani senantiasa didapati cermin pelajaran tempat kita menghitung kekurangan, tempat kita memilah kesalahan yang nantinya bisa ditarik hikmah kearah perbaikan, kearah pelurusan. Tengoklah kemarin, di sana ada cermin, ada hikmah, ada pelajaran. Berpikirlah dari hari kemarin agar kita tidak terperosok di lubang kesalahan yang sama. Sesungguhnya akan terasa teduh bila di pedalaman bathin selalu tersedia bilik perenungan tempat kita berpikir di keheningan dan bukan ombak lautan kemarahan yang hanya membuat akal sehat kita tenggelam. Kesulitan anggap saja sebagai keharusan bagi pikiran agar selalu terjaga. Kesukaran anggap saja sebagai kewajiban hati yang selalu merenungi, bahwa keberhasilan butuh perjuangan, bahwa menuju puncak perlu menaiki tangga dari bawah, bahwa jawaban memerlukan pertanyaan. Dan itulah yang disebut proses, itulah yang didefinisikan dengan gerak sejarah. Tentu mizaniyah sejarah kerja dan do’a dalam rangka ibadah. Rumusan kerja dan perjuangan adalah amaliah dan orientasinya kemaslahatan jamaah atau masyarakat luas. Gusti Allah ora sare menurut rumusan orang jawa, artinya kurang lebih nikmat Allah selalu terpancar dalam gerak kehidupan. Bukankah ritme alam semesta bagian tak terpisahkan dari ayat- ayat-Nya? Mungkin yang jadi persoalan, kita selalu terbiasa mengkategorikan nikmat dan rahmat dalam hal atau keberhasilan yang besar. Kita jarang sekali mengucap syukur untuk hal yang sering kita anggap sepele. Bangun pada wajah subuh, menghirup udara yang masih memeluk embun, dengan sedikit polusi, sebenarnya bagi orang yang berfikir itulah nikmat-Nya. Setidaknya, ini membuktikan bahwa kita masih diberi kesempatan untuk melanjutkan kesejarahan kita hari ini. Meskipun demikian, kekecewaan bila memang ada jangan sekali kali kita enyahkan. Tapi pertanyakan dan pertanyakan kembali sampai ke awal, agar Nampak sebab kekecewaan yang mungkin berawal dari kesalahan dan kekurangan kita. Jangan alergi terhadap kritik karena mungkin dari situ kita bisa melihat dan mengenali kesalahan dan kekurangan. Jangan lupakan nasehat-nasehat karena mungkin itu adalah isyarat agar kita tak sesat langkah sejarah (ibadah). Kesulitan, kesukaran, kekecewaan dan apapun yang kita anggap masalah dan kekurangan, sebaiknya dijadikan sebagai ujian kesabaran, untuk bisa menjadi generasi tawakal. Serahkan seluruh proses sejarahmu pada kekuasaan Allah Swt semata karena keputusan terbaik hanyalah Dia yang tahu. Kita hanya bisa berdo’a dan berikhtiar (usaha dan kerja), selebihnya kita serahkan pada kekuasaan-Nya.

Sabtu, 11 Desember 2010

Oase
RAHIB DAN IBLIS
Di kalangan Bani Israel hiduplah seorang rahib bernama Barshisa yang tekun beribadah. Pada masa itu hidup juga tiga orang laki-laki bersaudara. Mereka mempunyai seorang adik perempuan satu-satunya yang masih gadis. Ketika ketiga laki-laki itu mendapatkan perintah dari sang raja untuk ikut berperang. Mereka sepakat menitipkan sang adik kepada Barshisa. Semula Barshisa menolak, namun ketika didesak akhirnya ia menerima dan menempatkannya di sebuah rumah di depan biaranya. Selama beberapa hari sang rahib membiarkan gadis itu tinggal di rumah tersebut tanpa diusiknya.setiap hari sang rahib meletakkan makanan di pintu biaranya dan membiarkan si gadis keluar sendiri mengambil makanan itu. Rahib sendiri buru-buru menutup pintu biara sebelum gadis itu datang. Hal itu berlangsung beberapa hari. Sampai akhirnya Iblis datang menggoda. Ia menawarkan kebaikan yang lebih besar kepada si rahib dengan menyuruhnya mengantar makanan ke depan rumah si gadis. Mulanya rahib ragu, namun karena terus didesak akhirnya ia mulai keluar biara dan berjalan ke pintu rumah si gadis. Kemudian Iblis datang lagi seraya menawarkan kebaikan yang lebih besar,” mengapa engkau tidak datang dan berbicara langsung dengan gadis itu. Tentu pahalanya lebih besar,” ujar si iblis. Walau awalnya menolak, lama ke lamaan si rahib mengikuti anjuran Iblis. Hari demi hari ia semakin akrab dengan gadis itu. Mereka sering ngobrol dan bercanda. Sampai akhirnya terjadilah apa yang terjadi. Sang rahib berzina dengan gadis itu, dan akhirnya hamil lalu melahirkan seorang bayi laki-laki! Iblis kembali datang membujuk. “ kalau ketiga saudara gadis itu datang, engkau mau bicara apa? Untuk menghilangkan jejak, mengapa tidak engkau bunuh saja bayi itu.” Ujar iblis. Benar! Sang rahib benar-benar melakukan anjuran si Iblis. Ia membunuh bayi laki-lakinya. Baru saja bayi itu terkubur, Iblis datang lagi, “ apakah engkau menjamin perempuan itu tidak akan memberi tahu ketiga saudaranya? Mengapa tidak engkau bunuh juga dia? Engkau akan lebih aman,” ujar Iblis. Mulanya sang rahib ragu. Namun akhirnya ia menuruti juga saran Iblis. Ia membunuh wanita itu dan menguburkannya dekat kuburan bayinya. Setelah itu ia kembali ke biaranya dan beribadah.
Ketika ketiga laki-laki bersaudara itu datang , rahib menceritakan tentang kematian adik mereka dengan wajah sedih, ia juga menunjukkan makamnya.
Malam harinya, ketiga laki-laki itu sama-sama bermimpi. Mereka didatangi Iblis yang berwujud seorang musafir. Ia memberi tahu ketiganya bahwa rahiblah yang membunuh adik mereka, yang sebelumnya dihamili. Paginya mereka segera mendatangi sang rahib. Mulanya sang rahib membantah. Namun ketika kuburan digali, mereka menemukan bekas luka di leher wanita itu dan menemukan juga mayat bayi laki-laki. Sang rahib dipecat dan dihukum gantung. Sebelum tiba hari hukuman, Iblis datang menawarkan kebaikan seraya berkata, “ selama ini akulah yang menyuruhmu. Kalau mau selamat dari tiang gantungan, kafirlah terhadap Allah.” Sang rahib menyatakan kafir terhadap Allah. Namun, begitu ia kafir Iblis lari dan meninggalkannya sambil tertawa puas.

OASE
MEMELUK RASULULLAH
Ya Rasulullah, tidak ada seorangpun yang tega menyakitimu atau membalas perbuatanmu. Aku hanya ingin memelukmu”
DI ZAMAN Nabi Muhammad SAW, hidup seorang sahabat. Akasyah bin Muchsan namanya.
Suatu ketika Rasulullah mengumpulkan umat islam di masjid. Datanglah pada saat itu Abu Bakar As- Siddiq, Ali Abi Thalib, Umar bin Khattab, cucu Rasulullah Hasan dan Husein, dan Bilal bin Rabbah. Rasulullah SAW meminta maaf kepada para sahabat dan umat islam jika terdapat kesalahan yang pernah Beliau lakukan. Seandainya belum bisa memaafkan maka Rasulullah siap menerima balasan yang setimpal. Dan Akasyah bin Muchsan mengangkat tangannya saat itu, menyatakan penolakannya terhadap maaf Rasulullah. “ aku ingin menuntut balas atas kesalahan yang pernah kau lakukan.” Ceritanya, dalam sebuah perjalanan tongkat Rasulullah mengenai tubuh Akasyah dan membuatnya terjatuh. “ Aku ingin membalas itu ,” tegasnya. Rasulullah menerima balasan Akasyah. Rasulullah menyuruh Bilal ke rumah Fatimah Az Zahra, anak Rasulullah, untuk mengambil tongkatnya. Sesampai di masjid ia menyerahkan tongkat tersebut kepada Rasulullah dan langsung diberikan kepada Akasyah. Sungguh tidak tega para sahabat menyaksikan itu. Mereka siap menggantikan Rasulullah. Tapi Akasyah tidak terima bila yang dia pukul bukan Rasulullah. Rasulullah menyatakan kesiapannya untuk dipukul. Tapi Akasyah malah memeluk Rasulullah.” Ya Rasulullah, tidak ada seorangpun yang tega menyakitimu atau membalas perbuatanmu. Aku hanya ingin memelukmu” Rasulullah menjawab, “ beruntunglah engkau Akasyah. Engkau adalah sang penghuni surga. Surga menantikanmu.”

oase

OASE
DIALOG ORANG BIJAK DAN SEORANG ANAK KECIL
SUATU hari seorang laki-laki bijak mengajukan pertanyaan pada seorang anak kecil yang ikut sholat subuh di masjid bersamanya.
Ia ingin sang anak memilih diantara dua hal yang ia ajukan. Laki-laki bijak itu bertanya, “ wahai anakku, manakah yang lebih utama menurutmu, harta ataukah akal?” sang anak menjawab, “ Akal, karena akal akan mendatangkan harta, sedangkan harta akan menghilangkan akal.” Laki-laki bijak itu bertanya lagi, “ Harta atau keadilan?” “ keadilan”, jawab sang anak. “ karena harta akan melindungi pemiliknya dari kezaliman disaat keadilan tiada, sehingga dia menjadi tujuan. Ketika keadilan didapatkan maka harta hanyalah perantara saja, bukan tujuan.”
lalu bagaimana dengan harta atau kekuasaan? Mana yang engkau pilih? Tanya laki-laki itu lagi. “ harta. Karena harta akan menjadi perantaraku untuk menguasai hati apabila aku belanjakan harta itu dalam kebaikan. Sedangkan kekuasaan terhadap hati itu lebih agung. Kekuasaan duniawi sering kali menjadikan aku durhaka dan melampaui batas, lalu aku berbuat dzalim, sehingga aku kehilangan kekuasaan atas hati, dan orang-orang disekitarku akan mengincar aku.” Papar sang anak.
bagaimana dengan harta kekuasaan atau ilmu? Mana yang engkau pilih?”
ilmu. Karena dengan ilmu aku akan mencapai tingkat yang mengungguli harta dan kekuasaan.” Baik. Bagaimana dengan harta ataukah teman-teman? Mana yang akan engkau pilih?” “ teman-teman!” “ mengapa?” “ dengan harta saja aku tidak mampu mendapatkan seluruh keinginanku, tetapi dengan berteman aku akan mendapatkan semua apa yang aku inginkan,” jawab sang anak. “ harta atau kesehatan?” “ kesehatan, karena kesehatan akan mendatangkan harta sedangkan harta secara kesendirian tidak mampu mendatangkan kesehatan.” ‘ aku atau kamu?” “ engkau dan aku. Engkau adalah sungai yang mengalirkan hikmah dan ilmu, sedangkan kami adalah tumbuhan yang minum darinya.” Orang bijak itu berkata, “ sungguh telah tentram dadaku ini. Semoga Allah melimpahkan berkah padamu. Jagalah hak-hak Allah.”

Kamis, 09 Desember 2010

ENAM SYARAT MENCARI ILMU
IMAM SYAFI’I suatu ketika mengubah syair. Sebuah syair tentang para pencari ilmu dan syarat-syarat memperoleh ilmu. Kata Imam syafi’I, tidaklah mungkin ilmu didapat, kecuali dengan enam syarat. Enam syarat itu adalah: Dzaka, Hirsh, Ishtibar, Bulghah Irsyadu, Ustadzin, dan Thulu Zaman.bagaimanapun, seorang pencari ilmu, kata Imam Syafi’I, harus seseorang yang memiliki kecerdasan, dzaka. Dzaka adalah syarat yang tak bisa ditawar. Begitu pula hirsh, seorang pencari ilmu harus pula memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Tanpa semangat, seorang pencari ilmu hanya akan tenggelam dalam cita-cita palsunya. Yang tak pernah selesai dibangun. Kecerdasan dan semangat saja, tak cukup untuk mendapat ilmu yang sempurna. Para pencari harus membekali diri mereka dengan Ishtibarin, kesabaran yang luas seperti samudra. Karena, semangat tanpa kesabaran hanya akan membuat pencari ilmu mudah terjerembab pada keputusasaan.
Selanjutnya, Imam Syafi’I juga menyaratkan Bhulgahtin, modal atau bekal. Setiap kesuksesan selalu meminta biaya. Kemajuan ilmu pengetahuan, memang bukan tiba-tiba jatuh dari langit. Semua, usaha dikerahkan, termasuk dana dalam pencarian, penelitian dan sekian banyak percobaan, dan, unsur paling penting dalam syarat Imam Syafi’I adalah Irsyadul Ustadzin, guru yang membimbing. Ilmu memang bisa dicari tanpa guru. Ilmu mungkin saja didapat tanpa ustadz. Tapi guru dan pembimbing, tak akan pernah bisa tersingkir. Sebab, ilmu bukan hanya soal matematika, tapi juga soal transfer akhlak, moral dan akidah.
Dan terakhir, kata Imam Syafi’I, dalam ilmu pengetahuan, tak satu hal pun bersifat instant. Ilmu selalu membutuhkan Thulu Zaman, perjalanan waktu. Tak ada ilmu untuk orang-orang yang berpikir instant dan menghendaki hasil seperti mata yang dikedipkan. Tak ada ruang untuk orang-orang yang selalu ingin hasil secepat kilat.
Cukupilah enam syarat seperti yang dicatat oleh Imam Syafi’i. janganlah berkurang, meski satu saja darinya. Sebab, semuanya mempunyai kaitan yang sangat erat. Dan akhir dari semua usaha, tentu dengan tengadah tangan dan berlapang dada, memanjat doa. Semoga Allah,dengan ilmu yang kita dapat, memberikan kesempatan Seluas-luasnya, sehingga kita bermanfaat bagi umat. Dan memetik kemenangan, di dunia dan akhirat. Semoga Allah meringankan langkah para pencari ilmu dan meridhainya dengan cahaya di jalan benderang. [bratadewa@gmail.com]